Sabtu, 10 Juli 2010

Hening Malamku

Teruntuk sang kuncup yang terlalu dini ku petik pada helaian wangi mawar..
Teruntuk kau si permata malam dengan tabir-tabir megah yang terlalu lamban ku sangsikan..
teruntuk lirih bisikan Tuhanku yang teramat sulit kuterjemahkan pada lembayung senja..
Ijinkan aku menangis, sejadi-jadinya!
Ijinkan aku.. ku mohon

Teruntuk kau..
Dia..
dan semua...
yang memasung bingkai rona matanya, yang cantik.. molek.. juga menggairahkan, akh.. padamkan saja...padamkan saja...biar hening.

Aku ingin teriak.. teriak.. dan teriak, meski dengan irama diam.
bebaskan bauan anggur yang memabukkan sembilu nuraniku..
Dengan nafasmu, dengan birahimu, dengan makianmu,,
tolong bebaskan aku dari perihnya rindu yang mendesak rongga sempit batinku, pedih..

Teruntuk kau.. puisi malamku yang selesai sebelum ku maknai,..
Aku ingin menangis sejadinya,..
Biar keindahan syair-mu tetap mengilhami langkah kecilku, nanti...

Lirih.. Dalam bilik kamarku..
Islam Mosque