Sabtu, 22 Desember 2012

Abadilah dirimu IBU....

cahaya lilin kecil di sudut meja sana

Kutatap perlahan lahan
Lamat lamat cahayanya tambah terang
Kupeluk tubuh ibuku dari kejauhan

bagaiamanapun besar dan tuanya manusia manusia
Mereka tetap sebagai seorang anak

wajah itu tersenyum,di raut mukanya mengalir air mata.
Aku lupa kemarin, mengirimkan selendang ungu kesukaan ibuku
Aku lupa,kemarin tak sempat duduk bersama di meja makan.
Aku lupa,kemarin tak sempat mengangkatkan segayung air wudhu untuk shalat subuhnya.
Aku lupa, mencari kata kata indah agar dia tersenyum.

Abadilah dirimu ibu,

Dalam tanda tandaNya
Engkau telah diperkenalkan dengan sangat mesra oleh sabda sabdaNya
kemarin,maafkan aku yang terlalu sibuk mengurus dunia
Hingga lupa taman indah dan surga dalam dirimu.

Ibu,kau tak pernah tak Indah

Dalam setiap desahan nafas
Doa doamu adalah kekuatan maha abadi...

Ibu, kau tak pernah tak indah

Sabtu, 10 November 2012

Sketsa 10 November..

hari ini
sejarah telah melahirkan anak-anak yang pelupa

kita telah lahir dengan anggota badan yang hangat oleh selimut-selimut tebal

hari itu, 10 november
bertepatan dengan sekian lama tinta sejarah menghangatkan spirit merah putih

orang-orang itu berlari dengan hunusan pedang dan senjata rampasan
teriak pekik menjadi pemantik sumbu kobaran seamangat kebebasan, merdeka!

November 2011
ada banyak cara untuk melupakan sejarah

jika hari ini banyak air mata-air mata di rumah-rumah sebuah bangsa yang bebas

di depann rumahnya diwajibkan mengibarkan bendera

disitulah pengkhianatan

Mereka yang telah gugur, meninggalkan jejak sejarah yang agung

sejarah yang hari ini telah dikhianati.

Kamis, 01 November 2012

Peribahasa Uang....





Berikut ini 38 peribahasa tentang uang :
  1. Satu sen yang ditabung adalah satu sen yang diperoleh. -Benjamin Franklin 
  2. Banyak murid telah mendapatkan kekayaan lebih dari tuannya. -Yunani 
  3. Jika seseorang mempunyai seratus dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut sangat luar biasa; Tetapi jika seseorang mempunyai seratus juta dolar dan menghasilkan satu juta dolar, maka hal tersebut tidak bisa terhindarkan. -Amerika 
  4. Misers mengumpulkan kekayaan bagi mereka yang ingin mereka mati. -Polandia 
  5. Jika Anda ingin menipu orang yang kaya dan kuat, Anda jangan menghina mereka. -Jepang 
  6. Dia yang meminjam maka dia akan mengalami penderitaan. -Turki 
  7. Ketika emas berbicara, setiap lidah akan diam. -Italia 
  8. Orang yang menabung maka orang tersebut akan menjadi orang yang bebas.-Cina 
  9. Ketika uang berbicara, kebenaran akan diam. -Rusia 
  10. Uang milik masyarakat seperti air suci, maka semua orang membantu dirinya sendiri untuk mendapatkannya. -Italia 
  11. Uang menyebabkan bajingan menjadi diakui. -Yiddi 
  12. Uang adalah uang, darimanapun itu berasal. -Perancis 
  13. Jika Anda memiliki uang, Anda memiliki kebijaksanaan; jika tidak, maka Anda bodoh. -Turki 
  14. Dia yang meminjam akan mengalami penderitaan. -Turki 
  15. Jika kemanapun Anda pergi Anda erat dengan uang, maka Anda akan disambut dengan kehidupan yang tidak cerah.-Cina 
  16. Siapa yang membayar utang-utangnya akan menjadi kaya. -Perancis 
  17. Makan dan minum dengan teman-teman Anda tetapi tidak melakukan perdagangan dengan mereka. -Turki 
  18. Di bawah kapitalisme, manusia mengeksploitasi manusia; Di bawah sosialisme, keadaan yang terjadi adalah yang sebaliknya. -Polandia 
  19. Kegagalan datang untuk memenangkan uang. -Cina 
  20. Kekhawatiran tentang uang bukan luka yang fana. -Perancis 
  21. Ketika Anda miskin, tetangga tidak akan datang, setelah Anda menjadi kaya, Anda akan terkejut dengan kunjungan dari kerabat jauh. -Cina 
  22. Mendapatkan uang seperti menggali menggunakan jarum. Pengeluaran itu seperti air yang cepat meresap ke dalam pasir. -Jepang 
  23. Bila Anda hanya memiliki dua sen yang tersisa di dunia, maka Anda beli sepotong roti dengan satu sennya dan bunga lili dengan satu sen lainnya. -Cina 
  24. Jika uang kecil tidak dikeluarkan, maka uang besar tidak akan masuk. -Cina 
  25. Memiliki satu sen seperti memiliki uang yang banyak jika Anda tidak memiliki uang sepeser pun. -Yiddi 
  26. Sulit untuk menjadi kaya tanpa menyombongkan diri seperti sulitnya menjadi miskin tanpa mengeluh. -Cina 
  27. Mereka yang menghina uang akhirnya akan mengemis kepada teman-teman mereka. -Cina 
  28. Hati yang bahagia lebih baik daripada sebuah tas yang penuh dengan uang. -Italia 
  29. Setelah orang kaya menjadi kaya, ambisi berikutnya adalah menjadi lebih kaya. -Amerika 
  30. Tidak ada jumlah uang yang dapat membuat orang lain memuji Anda di belakang Anda. -Cina 
  31. Uang tidak dapat membeli keinginan hati. -Cina 
  32. Ketika keberuntungan Anda meningkat, kolom rumah Anda menjadi bengkok. -Armenia 
  33. Bukan uang jika tidak memberikan kebahagiaan walaupun dalam jumlah uang yang banyak. -Rusia 
  34. Menginginkan sesuatu dalam waktu yang cukup lama maka Anda tidak bisa mendapatkannya. -Cina 
  35. Ucapan bodoh dari orang kaya akan menjadi ucapan yang bijaksana. -Spanyol 
  36. Jika Anda memiliki uang, Anda dapat menciptakan hantu dan setan kembali ke gerinda. -Cina 
  37. Jalan terpendek menuju kekayaan terletak pada penghinaan kekayaan. -Seneca 
  38. Dengan uang di saku Anda, Anda menjadi bijak, tampan, dan bernyanyi dengan baik. -Yiddi 

Jumat, 19 Oktober 2012

SiBeYe....

Sudah Seperempat abad,, kita menapak tanpa alas..
Dengan nafsu birahi yang terputus-putus
dan bauan tubuh gaib-Mu yang usai ku setubuhi dengan nafas yang terengah.

Kau masih terlentang dengan dada kembang kempis..
seakan bernyanyi tentang isyarat lampu merah yang tak usai meski malam beranjak lepas.
sementara Ribuan mata memicing tak henti-henti..
tak ubahnya lampu teflon yang menerangi sepertiga ruangan..
Kita masih terjaga.. sayang.

Bukankah kita sudah bersetubuh dalam ruang-ruang khayal yang lega tanpa batas..
Dan kau lalu bunting dengan sebuah bait yang padat.. teramat padat.
lewat  binar matamu yang bergaris hitam-putih itulah,, Ku temui si SBY dengan dada berbulunya tengah tertelap dengan air liur yang meleleh banyak.. hahaha.. Dasar si Yudoyono.

Dan petang ini..
Kau enggan melepas penggalan birahimu sekalipun hanya sebaris kalimat.
Katamu,, biar kusimpan rapat-rapat pada selimut bulu domba si bapak negara  di ranah kita petang ini.

Kau menyeruput kopi
tanpa ampas..
tanpa kepulan asap rokok..
Lalu menepuk debu halus yang menggerogoti peci usang kita.

Akh.. sayang...
Tanganmu setengah terkepaL..
menatap nanar pada tiang-tiang bendera yang meliuk tak beraturan.
sementara Si presiden sudah sedikit terlelap..
Meninggalkan liur pada kain merah bendera yang luput belum terjahit.

Minggu, 16 September 2012

Keindahan dan Keangungan Perempuan

Dewasa ini perempuan kerap dinilai secara fisik-material, dan banyak melupakan aspek terdalamnya (aspek spiritual). Perempuan menjadi korban era materialistik, hedonistik, sekularistik, dan individualistic. Materiastik karena yang dilihat adalah tubuh bukan kepribadian. Hedonistik karena ingin kesenangan sementara. Sekularistik karena tidak lagi peduli lagi pada moral nilai yang didengungkan oleh semua agama. Individualitsik karena mereka tidak peduli bagaimana dampak dari kenekatan mereka berbugil mereka terhadap keluarga dan masyarakat yang dekat dengannya. Pandangan ini tentu reduktif dan dalam beberapa hal mendegradasikan peranan dan identitas perempuan, yang dampaknya menghadirkan seabrek problem yang mendera perempuan, mulai dari masalah hak, peranan dan statusnya, hingga menjadi obyek eksploitasi pasar. 

Di lain sisi, menarik untuk disebutkan, dalam Islam dua perwujudan utama Tuhan adalah Jalal (keagungan) dan Jamal (keindahan). Pada manusia, perwujudan Jalal termanifestasi pada laki-laki sedangkan perwujudan Jamal termanifestasi pada perempuan. Karena itu tak heran bila perempuan sering disebut sebagai simbol keindahan, bahkan sejatinya lebih tinggi lagi, perempuan merupakan simbol keindahan Tuhan (Jamal). Tidak cukup sampai di situ, sejatinya perempuan juga menampilkan keagungan (Jalal) sebagaimana halnya laki-laki juga menampilkan keindahan meski dalam taraf yang berbeda. 

Buku "Keindahan dan Keagungan Perempuan" menghadirkan sisi keindahan dan keagungan pada perempuan. Dalam pengertian bahwa sejatinya dalam pengertian yang paling esensial, perempuan—tidak terkecuali laki-laki—menempati tempat yang tinggi. Penulis buku ini, yang merupakan seorang filsuf, berhasil menyajikan penjelasan-penjelasan terkait perempuan yang bagi banyak orang boleh jadi menimbulkan rasa heran akibat terbukanya tirai tentang hakikat perempuan yang sebenarnya. Banyak pandangan diskriminatif dan miring tentang perempuan ditepis dengan jawaban filsofis dalam buku ini

Minggu, 12 Agustus 2012

Sekilas perjalanan hidup....

Kehidupan yang tidak direnungkan adalah hidup yang tidak dapat dijalani,kira kira demikianlah sebuah titah seorang bijak. Kehidupan adalah rangkaian proses dan dinamika demi pencapaian tujuan. Kehidupan ini sendiri adalah segala hal yang ada. Apapun yang kita asumsikan sebagai keberadaan itulah kehidupan. Kehidupan adalah ada itu sendiri. Sedangkan pada kenyataannya hidup ini berhirarkis. Kita mengenal benda benda sampai pada makhuk dengan derajat tertinggi yang kita sebut manusia. Idealitas penciptaan manusia adalah sebagai khalifah bagi alam semesta. Alam semesta tentu bukan hanya bumi tapi juga dalam seluruh tingkatannya. Secara sederhana kehidupan ini berhirarki. Yang paling tinggi kita kenal yang maha hidup itu sendiri sampai yang paling rendah,saking rendahnya kita sebut ia benda mati. Benda mati hanya kita kenal dalam pelajaran biologi waktu SD dulu. Jika anda masih mempercayainya saya mengira pengetahuan anda belum terupdate dengan baik. Kembalilah ke jalan yang lurus. 

Lebih jauh tentang kehidupan dan keberadaan, dalam dunia filsafat ada dua perdebatan besar tentang hal ini yakni eksistensialisme dan esensialisme. Karena keterbatasan pengetahuan seorang penumpang di mobil fanter tiada duanya ini tidak mampu mengurainya dan sebagai pembenaran tulisan ini juga tdk dimaksudkan sebagai sebagai tulisan teori filsafat secara akademis. Tulisan ini dimaksudkan pertama,sebagai latihan tulis menulis ditengah tuntutan untuk menulis semakin meninggi. Kedua, sebagai upaya untuk mengabadikan kebodohan.Tentu dengan harapan, apa yang aku tulis yang sejatinya hanya untuk konsumsi pribadi, ini akan menjadi landasan selanjutnya untuk menapaki hijab-hijab makrifat. Ketiga, pengisi waktu seorang musafir dalam perjalanan mks-plp dalam sebuah bus yg sedang melaju dengan dentuman musik yg bisa merobek jantung hidupku. Menikam & menghidupkanku berkali- kali. Walau dengan melodi disko menghentak yang sekiranya volume ditambah satu strip lagi saya yakin bukan hanya memecahkan kaca mobil bus tiada duanya ini tapi juga gendang telingaku. Intinya pelarian dari musik yang punya niat baik tp dengan tindakan kurang manusiawi. 

Lagi kembali pada hidup dan keberadaan. Saya mengira hidupku akan normal kembali setelah mobil ini sampai pada tujuanku. Setidaknya ada beberapa hal yang mesti jadi renungan hidup manusia. Pertama, asal muasal keberadaan manusia. Bagi banyak sebagian orang tentu saja pertanyaan ini sangat sederhana dan kerap kali dengan karakter jawaban yang aksiomatik. Tanpa pertimbangan & tanpa hara huru definisi apalagi argumentasi. Penyebabnya bisa beragam namun kita bagi saja menjadi dua yakni struktural dan kultural. (pembagian ini semau-mau gue aja, mana ada otak normal jika berpergian dengan angkutan umum, mesti persiapkan dua nyawa satu untuk cadangan satu untuk kau ikhlaskan saja)

Pertama,struktural. Menurut anda apa yang membuat negeri kita ini yang telah memproklamirkan diri telah bebas dari penjajah sejak tahun 45 masih terseok-seok dalam segala hal. Sejak reformasi kita telah mendendankan kepiluan bahwa kita mengalami krisis multi dimensional. Disuarakan mulai dari parlement hingga jalanan,oleh kiyai hingga politisi (masih ingat tentang hirarki kehidupan?). Saya yakin politisi (tentu saja sebagian saja) menempati hirarki terendah dalam proses penciptaan. Walaupun aristoteles telah mengumumkan bahwa politik adalah ilmu tertinggi yang mengakumulasi seluruh pengetahuan manusia karena berbicara tentang masyarakat (semoga benar). Tapi tentu saja yang mulia aristoteles bicara dalam bentuk/makna politik sabagaimana politik. Bukan politik dalam kacamata kuda para penyembah kekuasaan atau dalam anggapan para pengusaha kaki tangan negara negara imperialisme. [Oh perutku mulai demonstrasi...dan bus tiada duanya ini masih melaju menerobos perbatasan barru-pare2. Perbatasan yang memiliki dimensi lain dan menjadi korban retorika pembangunan sejak jalan mengenal kata rayaaaa.] Esokx,secara hegemonik struktur negara bekerja melalui seluruh instrument yang dia miliki termasuk mendehumanisasi wacana. 

belum sempat dilanjut, mata sudah 5 watt pemirsa... see on next trip

Senin, 11 Juni 2012

HMI CANDRADIMUKA

Judul : HMI Candradimuka
Penulis : Solichin

Buku ini menuturkan pengalaman seorang kader HMI yang sangat layak untuk menyampaikan pengalaman seperti itu. Sebab, sdr. Solichin adalah mantan Wakil Ketua PB HMI yang telah memberikan dedikasinya dan tekun melaksanakan tugasnya. Buku ini tidak hanya menyampaikan fakta tetapi juga apa yang dirasakan penulisnya, bahkan interpretasinya terhadap suatu fakta, sehingga memberikan gambaran yang lengkap tentang HMI. Mengapa (misalya) HMI dapat eksis menghadapi pergolakan politik yang ganas menjelang G30S/PKI ? Sdr. Solichin, setidaknya telah mencoba untuk menawab pertanyan yang selama ini menjadi teka-teki sejarah.

Mungkin tidak diperkirakan oleh pendiri HMI sendiri, bahwa apa yang diniatkan mereka ketika mendirikan HMI ditahin 1947, bahwa HMI dapat member sumbangan yang besar pada tanah airnya, berupa kader – kader umat dan bangsa yang bertebaran di berbagai lembaga Negara, partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Meskipun masih harus terus – menerus memelihara identitasnya, harapan Jendral sudirman bahwa HMI adalah “(H)arapan (M)asyarakat (I)ndonesia” sedikit banyak telah terpenuhi dan masih sangat relevan di masa mendatang.

Hal ini membuktikan, bahwa pemikiran atau idea atau gagassan atau konsep yang melandasi pendirian HMI merupakan jawaban terhadap harapan Masyarakat Indonesia. HMI hadir, dengan demikian hadir sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia. Eksistensinya dijamin oleh masyarakat itu sendiri. Hal inilah yang selayaknya harus disadari oleh setiap anggota dan kader HMI, di tengah warna- warni perbedaan yang ada di tengah masyarakat. HMI, akan menjadi perekat yang mendekatkan berbagai warna –warni perbedaan itu. Selama HMI memegang teguh landasan pemikiran seperti itu, HMI Insya Allah akan tetap eksis dan berkembang.

Buku ini berjudul “HMI, CANDRADIMUKA MAHASISWA”. Kesimpulan seperti itu, sudah tentu berdasar pengalaman penulisnya. HMI bukan tempatnya bermanja-manja, tetapi “wadahnya” mahasiswa mempersiapkan masa depannya, masa penggodogan diri atau masa penggemblengan diri sebagai kader umat dan kader bangsa. Prasyarat seperti itu dimiliki HMI, karena HMI adalah organisasi mahasiswa yang mewadahi calon cendekiawan dan insane akademis, yang merupakan kelompok elit pemikir bangsa. Kalau benar mereka itu mengalami kawah “Candradimuka”, pengodogan/ Penggemblengan diri seperti itu, maka (insya Allah) yang lahir adalah kader umat dan Bangsa yang handal. Benarkah demikian? Apa indikasinya? Dan apa yang melandasi semua itu?

Buat apa HMI didirikan ?

Tidak berlebihan, setiap organisasi, selayaknya memiliki dasar dan tujuan yang melandasi berdirinya organisasi itu. HMI didirikan oleh mahasiswa dari kalangan perguruan tinggi Islam yaitu Sekolah Tinggi Islam (STI), yang merasa perlu memiliki keseimbangan di dalam mengabdikan dirinya, dengan memperdalam ke-Islamannya. Wajar, oleh karena pendidikan tinggi di waktu itu masih terbatas pada pendidikan umum. Belum ada (misalnya) IAIN (Institut Agama Islam Negeri).

Meskipun demikian, perumusan tujuan dan sifat organisasi mahasiswa Islam, masih sangat relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini setidaknya mengindikasikan, sebuah pemikiran yang mendalam dari para pendiri HMI. Bahwa HMI akan selalu berada di tengah-tengah Masyarakatnya, masyarakat Islam dan Indonesia. Karena itu, pemikiran dasar berdirinya HMI selayaknya harus selalu menjadi rujukan setiap aktivis / kader ataupun pengurus HMI di segala tingkat kepengurusan di dalam mengemudikan roda organisasi.

Dasar-dasar pemikiran itu, antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :

1.Bahwa HMI adalah organisasi kader umat dan bangsa. Dikatakan sebagai organisasi kader, oleh karena keanggotaan HMI adalah sepanjang menjadi Mahasiswa, sehingga ada batasan ruang dan waktu. Sebagai mahasiswa, merupakan kelompok elit masyarakat Indonesia yang memperoleh kesempatan pendidikan tinggi, sehingga terbuka peluang melahirkan pemimpin bangsa dan umat. Kesempatan menjadi anggota HMI sebaiknya digunakan untuk membuka peluang seperti itu, sehingga HMI adalah “Candradimuka” mahasiswa Indonesia., tempat menggodok para pemimpin bangsa dan umat. Pengabdian yang sesungguhnya dari seorang anggota HMI adalah ketika usai menyelesaikan studinya di pendidikan tinggi dengan baik, sehingga menjadi modal yang sangat berharga di kemudian hari, justru ketika sudah menjadi alumni HMI.

2.Sebagai organisasi kader, maka HMI harus bersifat mandiri, independen, di tengah pluralism umat dan kebhinekaan bangsa. Hal ini diperlukan, untuk dapat menjadi perekat kebhinekaan kebebasan berpikir untuk menjadi formula yang terbaik di segala bidang, yang bermanfaat bagi seluruh masyarkat. Independensi juga diperlukan untuk menjaga kejernihan berpikir, sehingga objektifitasnya terjaga.

3.Mecita-citakan persatuan umat dan kesatuan bangsa. Sebagai kader umat dan bangsa, HMI harus selalu bisa menempatkan diri sebagai pemersatu umat dan sekaligus ikut membangun kesatuan bangsa. Hal ini diyakini, bahwa kesatuan bangsa hanya dapat dicapai apabila ada persatuan umat, sebagai mayoritas penduduk Indonesia. Karena itu, sebelum bisa berperan seperti itu, HMI harus mampu menjaga persatuan dan kesatuan organisasinya sendiri.

4.HMI adalah organisasi yang bersifat non- praktis politik. Sifatnya ini perlu ditegaskan, bahwa HMI tidak boleh dan tidak akan pernah menjadi onderbouw suatu kekuatan politik. Termasuk partai politik Islam. Sebagai kader umat dan bangsa, dalam wawasan HMI, tidak boleh ada dikotomi antara wawasan keislaman dan kebangsaan.

5.Bahwa dengan pemikiran seperti itu, harus ada kualitas yang lebih dimiliki oleh HMI. Kualitas itu adalah menonjolnya sifat sebagai organisasi mahasiswa dan Islam. Kegiatan studi, sebagai cirri mahasiswa, harus tetap dipelihara, demikian juga sifat sebagai organisasi islam. Keseimbangan ini diperlukan untuk tetap mempertahankan cirri khas HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam.

Dasar-dasar pemikiran seperti itu dilihat dari buku ini yang berjudul “HMI, Candradimuka Mahasiswa”. Tidak mudah, bagi setiap kader HMI untuk dapat meneliti perjalanan seperti itu. Kemampuan menahan diri, tidak terombang – ambing oleh kondisi/lingkungan social sangat diperlukan. Sebab, tarikan ke kanan atau ke kiri, khususnya berdasarkan kepentingan politik selalu hadir. Sepanjang HMI tetap melandasi kegiatannya pada pemikiran diatas, insya Allah HMI akan tetap eksis dan berkembang di masa depan.

Dengan membaca buku ini, sepotong sejarah HMI, yang dialami oleh penulisnya, setidaknya bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi setiap kader HMI, bagaimana mengimplementasikan pemikiran/landasan buat apa HMI didirikan di tengah pergolakan yang dialami bangsa ini.

Buku ini, insya Allah juga akan melengkapi buku-buku yang lain tentang HMI, yang ternyata banyak menarik perhatian termasuk di kalang Akademisi, sehingga sejarah HMI banyak menjadi bahan skripsi ataupun thesis, disertasi untuk gelar kesarjanaan. Hal ini mengindikasikan, bahwa HMI tidak hanya merupakan organisasi perjuangan, tetapi juga layak sebagai baha studi di perguruan tinggi, bahkan di luar negeri sekalipun. Di satu pihak merupakan tantangan bagi kader HMI untuk tetap melaksanakan cita-cita buat apa HMI didirikan, di pihak lain juga merupakan sebuah kebanggan bagi setiap anggota HMI. Selamat membaca.

Rabu, 16 Mei 2012

Jalan Ketiga Pemikiran Islam

Judul : Jalan Ketiga Pemikiran Islam HMI

Penulis : Azhari Akmal Tarigan

Penerbit : Citapustaka Media Perintis, Bandung, Juli 2008

Tebal : 257 halaman

Dalam dunia ke-HMI an, pembahasan tentang NDP ( Nilai Dasar Perjuangan) memang menjadi sebuah pembahasan “ wajib” yang mendasari cara berfikir,berbuat dan menjadi nilai ukur dalam mengembangkan pemikiran keislaman HMI di Indonesia. Dalam setiap proses kaderisasi, NDP menjadi salah satu titik tumpu pembahasan. Oleh karenanya, pembahasan tentang Nilai Dasar Perjuangan selalu saja di “ Upgrade” dalam setiap Kongres. Hal ini menunjukan bahwa NDP adalah pembahasan penting dalam menjawab tolak ukur ber-Islamnya komunitas HMI.

Lahirnya HMI yang diprakarsai oleh Prof Drs. Lafran Pane setidaknya meninggalkan “ kado “ istimewa terhadap perjalanan bangsa ini, hal ini terbukti bahwa HMI tetap menjadi salah satu lokomitif pergerakan dalam kemajuan bangsa. HMI juga telah banyak melahirkan tokoh-tokoh nasionalis dan Islamis. HMI juga melahirkan beragam pemikiran bernuansa kebangsaan, kesejahteraan, politik pergerakan, serta keislaman yang universal. oleh karenanya, dalam perjalanan ke-HMI an, lahirlah sosok Nurcholish Madjid yang juga pernah mendapat amanah menjadi Ketua Umum PB HMI selama 2 periode.

Kali ini, Azhari Akmal Tarigan ( Bang Akmal; sapaan akrabnya) menelurkan karya baru tentang ke-HMI an yang berjudul “ Jalan Tengah Pemikiran HMI; NDP dalam Peranan Liberalisme dan Pluralisme “ buku yang melihat secara lebih luas tentang perjalanan pemikiran HMI dalam bungkus NDP. Sebelumnya, Bang Akmal mengeluarkan buku yang bertajuk Islam Universal dan di-refresh dalam cetakan kedua dengan judul Islam Madzhab HMI. Konsistensi bang Akmal dalam menelurkan karya dalam ruang lingkup ke-HMI an seolah menjadikan sosok beliau dianggap seperti “ cak Nur kedua yang ada di Sumatera Utara “. Sebab, selain beraktivitas sebagai “ dosen HMI” yang wara-wiri keluar daerah antar kota antar provinsi demi menjadi dosen HMI, bang Akmal juga tetap berkarya demi kelangsungan perkembangan pemikiran ke-HMI an.

Buku yang terangkum dalam VI bab ini mengetengahkan wacana ke-HMi an dalam versi artikel-artikel. Bicara tentang spirit keislaman HMI, Kontekstualisasi NDP dalam perubahan social, kepemimpinan, melihat Islam Indonesia yang modern, serta isu-isu Islam aktual, seperti teroris dan lahirnya aliran-aliran baru dalam islam serta feminisme di Indonesia. Secara khusus, buku ini sangat menarik, sebab aktualisasi pembahasannya menyuguhkan tema-tema hangat dan sentral ke-tengah-tengah pembaca. Menariknya, dalam wacana ke-HMI an isu-isu aktual ini yang harus disikapi secara serius oleh kalangan HMi untuk melahirkan nilai-nilai dasar baru dalam perjuangan ke HMI an dan pemikiran keislaman HMI.

Semoga karya ini menjadi khazanah baru dalam perkembangan pemikiran ke-HMI an,perkembangan nilai-nilai spiritual orang-orang HMI.serta perkembangan pluralisme pemikiran HMI yang mendukung wacana keislaman, kebangsaan dan kemoderenan yang kesemuanya bisa “ dikawinkan “ dalam nuansa keharmonisan religiusitas, berbangsa dan bertanah air.terlebih-lebih karya ini juga dapat menjadi setawar –sedingin buat kader-kder HMI yang haus akan karya-karya intelektual yang bernuansakan ke-HMI an dimana karya-karya seperti ini hampir tak pernah tumbuh lagi diladang intelektual HMI setelah wafatnya “professor HMI” Nurcholis Madjid.

Jumat, 20 April 2012

KENAPA HARUS KARTINI...


Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Hari Kartini, yang diperingati setiap tanggal 21 April, selalu di kenang dengan Lomba kebaya dan lagu “Ibu Kita Kartini,” demikianlah kenangan itu dirayakan. Dari tingkat sekolah-sekolah dasar sampai Sekolah Menengah Atas sudah menjadi agenda dan pemandangan tahunan. Peringatan dari tahun ke tahun yang statis, akhirnya timbul satu pertanyaan: apa yang kebanyakan orang ketahui tentang Kartini? Selain tentang tanggal kelahirannya pada 21 April 1879 di Jepara, bisa dipastikan khalayak juga tahu tentang surat-surat Kartini yang terkumpul dalam sebuah buku dan diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang,” Judul buku kumpulan surat-surat Kartini kepada beberapa sahabatnya di Belanda ini memang sudah amat dikenal orang. Semacam pengetahuan umum yang wajib diketahui.
Namun sayangnya, kepopuleran “Habis Gelap Terbitlah Terang” di negeri ini bukan berarti telah banyak orang yang benar-benar mengetahui isi surat-surat Kartini. Padahal, apa makna peringatan Hari Kartini bisa dipahami semata-mata hanya dengan mengetahui buah-buah pikirannya dalam surat-surat tersebut. Apabila disurvei atas “tuduhan” ini. Memang, Sebagian besar perempuan dan seluruh bangsa Indonesia tidak banyak yang mengetahui atau pernah mendengar, apalagi membaca tentang buku kumpulan surat-surat Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang,” mengaku belum pernah membaca kumpulan surat Kartini. Bahkan ironisnya, hampir tidak pernah melihat “wujud” buku tersebut.
Surat-surat setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul “Door Duisternis tot Licht” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada tahun 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini. Dalam bahasa Inggris, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia.

Pemikiran

Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf-vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (Perikemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle “Stella” Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal dan harus bersedia dimadu. Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia ungkapkan juga tentang pandangan: Dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. “… Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu…”
Kartini juga mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah dan tersedia untuk dimadu pula. Pada bab awal ini. Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup.
Kartini sangat mencintai sang ayah. Namun ternyata, cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah, dalam surat, juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi terutama ke Eropa memang diungkap dalam surat-surat. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Dan ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasehati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Kemudian, pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niatan untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. “…Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin…” Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.
Pada saat menjelang pernikahan, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumi putra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku. Mengenai Kartini ada satu hal menarik yang jarang dikemukakan pada publik. Dalam surat yang dikirim oleh R.A Kartini pada 27 Oktober 1902 kepada nyonya R.M.Abendanon-Mandri seperti yang dimuat dalam buku “Door Duisternis to Licht”

Karya-Karya

”Habis Gelap Terbitlah Terang” Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”; Buah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh balai pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pada 1938, buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari “Door Duisternis Tot Licht”. Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Ia membagi kumpulan surat-surat tersebut ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87 surat Kartini dalam “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Menurut Armijn Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan. Ini pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa surat-surat tersebut ia bagi ke dalam lima bab pembahasan.
Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, Surat-surat Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Pada mulanya Sulastin menerjemahkan ”Door Duisternis Tot Licht” di Universitas Leiden, Belanda, saat ia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbing di Leiden meminta Sulastin untuk menerjemahkan buku kumpulan surat Kartini tersebut. Tujuan sang dosen adalah agar Sulastin bisa menguasai bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Kemudian, pada 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap “Door Duisternis Tot Licht” pun terbit.
Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904, Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904. Penerjemahnya adalah Joost Cote. Ia tidak hanya menerjemahkan surat-surat yang ada dalam “Door Duisternis Tot Licht versi” Abendanon. Joost Cote juga menerjemahkan seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan terakhir. Pada buku terjemahan Joost Cote, bisa ditemukan surat-surat yang tergolong sensitif dan tidak ada dalam “Door Duisternis Tot Licht” versi Abendanon. Menurut Joost Cote, seluruh pergulatan Kartini dan penghalangan pada dirinya sudah saatnya untuk diungkap. Buku “Letters from Kartini, An Indonesian Feminist” 1900-1904 memuat 108 surat-surat Kartini kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon-Mandri dan suaminya JH Abendanon. Termasuk di dalamnya: 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah dan Soematrie.
Panggil Aku Kartini Saja, Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini juga diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku Panggil Aku Kartini Saja terlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Pramoedya.
Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya Akhir tahun 1987, Sulastin Sutrisno memberi gambaran baru tentang Kartini lewat buku Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya. Gambaran sebelumnya lebih banyak dibentuk dari kumpulan surat yang ditulis untuk Abendanon, diterbitkan dalam  “Door Duisternis Tot Licht”.
Aku Mau…Feminisme dan Nasionalisme, Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903: Sebuah buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899-1903 diterbitkan untuk memperingati 100 tahun wafatnya. Isinya memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat Kartini itu dikumpulkan Dr Joost Coté, diterjemahkan dengan judul “Aku Mau … Feminisme dan Nasionalisme”. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903. “Aku Mau …” adalah moto Kartini. Sepenggal ungkapan itu mewakili sosok yang selama ini tak pernah dilihat dan dijadikan bahan perbincangan. Kartini berbicara tentang banyak hal: sosial, budaya, agama, bahkan korupsi.

Penghargaan

Kartini di Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Pemda Den Haag di tahun 2007 ini spesial menyediakan tropi Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang berjuang dalam bidang emansipasi ala Kartini dulu. Kartini-Tropi tahun 2007 ini diberikan kepada wanita Maroko bernama Rahma El Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah kampung bernama Schilderswijk di Den Haag.

Penutup

Perempuan Indonesia di abad modernisasi ini yang materialistis dalam memandang dagelan hidup, sungguh berbeda dengan perempuan Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. yang wafat pada usia 25 tahun. Perempuan yang dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Datang dari kelas menengah atas ini, Indonesia masih dipenuhi oleh buruh-buruh kecil tanpa pendidikan yang menulis di remang-remang lampu teplok di pemukiman kumuh. Di sanalah tersisa pergulatan Kartini pada abad ke-21 di era yang masih terpingit di tengah hiruk-pikuk persilangan global-lokal berjuang setengah mati dan penuh peluh dalam memperjuangkan emansipasi kaumnya..
Sebagian dari mereka punya kesempatan mengaktualisasikan diri melalui komunitas buruh atau komunitas sastra, sebagian besar tak punya akses untuk membuat suaranya terdengar. Bagaimana mereka menyikapi proses-proses peluasan atau penyempitan ruang gerak dalam otonomi daerah, dalam tatanan ekonomi global, dalam kekerasan berbasis budaya maupun ideologi? Siapa akan mendengar mereka? Masih banyak Kartini-Kartini yang bahkan belum bisa menemukan suara mereka. Berapa harga yang harus mereka bayar untuk bersuara dan siapa yang akan menanggungnya? Siapa yang lagi yang peduli dengan kaumnya, kalau tidak bukan kaumnya sendiri………

Rabu, 11 April 2012

Perawatan Ortodonti Dalam Islam


Islam merupakan sebuah ajaran yang sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai sarana untuk merawat kehidupan dengan izin ALLAH. Ia bahkan memerintahkan kita sebagai fardhu ’ain untuk mempelajarinya secara komprehensif agar dapat mengenali diri secara fisik dan biologis sebagai media peningkatan iman dan memenuhi kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan, memperbaiki, dan menjaga hidupnya. Selain itu, Islam juga menetapkan fardhu kifayah dan menggalakan adanya ahli-ahli di bidang kedokteran dan memandang kedokteran sebagai sebuah ilmu yang sangat mulia. Salah seorang imam besar, Imam Syafi’i, berkata demikian, ”Aku tidak tahu suatu ilmu setelah masalah halal dan haram [fiqih] yang lebih mulia dari ilmu kedokteran.” Pun demikian adanya dengan suatu keahlian medis dalam hal merapikan gigi yang dikenal dengan istilah Orthodonti [Orthodontics] adalah nikmat ALLAH kepada umat manusia untuk mengembalikan kepada fitrah penciptaan yang paling indah yang patut disyukuri dengan menggunakannya pada tempatnya dan tidak disalahgunakan untuk memenuhi nafsu insani yang kurang bersyukur.

Sejarah Perawatan Orthodonti

Berbicara mengenai sejarah ilmu orthodonti maka akan sama tuanya dengan sejarah ilmu kedokteran gigi serta cabang-cabang ilmu kedokteran gigi yang lain seperti ilmu penambalan gigi dan ilmu pembuatan gigi tiruan. Hippocrates termasuk salah satu orang yang berpendapat mengenai kelainan pada tengkorak kepala dan wajah (kraniofasial) : “Di antara kelompok manusia terdapat orang dengan bentuk kepala yang panjang, sebagian memiliki leher yang lebar dengan tulang yang kuat. Yang lainnya memiliki langit-langit (palatum) yang dalam dengan susunan gigi yang tidak teratur, berjejal satu sama lain dan hal itu berhubungan dengan sakit kepala dan gangguan keseimbangan.” Sedangkan Celcus pada tahun 25 SM mengemukakan teori: “Gigi dapat digerakkan dengan memberikan tekanan dengan tangan.” Peralatan sederhana yang didesain untuk mengatur gigi geligi telah ditemukan oleh para arkeolog di makam-makam kuno bangsa Mesir, Yunani, dan Suku Maya di Meksiko.


Pengertian Orthodonti

Arti harafiah orthodonti sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu orthos yang berarti lurus dan dons yang berarti gigi. Istilah orthodonti sendiri digunakan pertama kali oleh Le Foulon pada tahun 1839. Ilmu orthodonti sebagai suatu ilmu pengetahuan seperti yang kita kenal dewasa ini barulah kira-kira 50 tahun yang lalu dan lambat laun berkembang terus sehingga seolah-olah menjadi bidang spesialisasi dalam kedokteran gigi. Pada zaman dahulu yaitu 60 hingga 70 tahun yang lalu ilmu orthodonti memang sudah dikenal seperti halnya dengan ilmu penambalan gigi dan pembuatan gigi tiruan, tetapi konsepnya berbeda dengan konsep ilmu orthodonti yang sekarang. Jika dulu yang dipentingkan hanyalah masalah mekanis saja, dalam arti penggunaan alat-alat untuk meratakan susunan gigi yang tidak rata, sekarang masalah biologis juga turut menjadi perhatian. Maksud dan tujuan dari perawatan orthodonti sendiri ada beberapa macam yaitu:

1. Menciptakan dan mempertahankan kondisi rongga mulut yang sehat

2. Memperbaiki cacat muka, susunan gigi geligi yang tidak rata, dan fungsi alat-alat pengunyah agar diperoleh bentuk wajah yang seimbang dan penelanan yang baik

3. Memperbaiki cacat waktu bicara, waktu bernafas, pendengaran, dan mengembalikan rasa percaya diri seseorang

4. Menghilangkan rasa sakit pada sendi rahang akibat gigitan yang tidak normal

5. Menghilangkan kebiasaan buruk, seperti; menghisap ibu jari, menggigit-gigit bibir, menonjolkan lidah, bernafas melalui mulut

Dari pemaparan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan perawatan orthodonti adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan yang normal. Untuk itu, upaya yang dilakukan adalah dengan merapikan susunan gigi serta mengembalikan gigi geligi pada fungsinya yang optimal. Upaya merapikan susunan gigi geligi ini nantinya tidak akan terlepas dari pelibatan gigi geligi itu sendiri, jaringan lunak mulut, tulang wajah, dan jaringan lunak wajah. Dengan demikian didapatkannya suatu keharmonisan wajah adalah salah satu implikasi yang dapat diperoleh dari perawatan orthodonti.


Macam-Macam Perawatan Orthodonti

Secara umum menurut alat yang digunakan, perawatan orthodonti dibagi menjadi dua macam yaitu orthodonti lepasan [removable appliances] dan orthodonti cekat [fixed appliances]. Alat orthodonti lepasan umumnya digunakan pada kasus-kasus yang tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan pencabutan gigi. Karena keterbatasannya, biasanya alat orthodonti lepasan yang terbuat dari bahan akrilik ini, jarang digunakan oleh pasien-pasien dewasa.


Berbeda dengan alat orthodonti lepasan, alat orthodonti cekat memiliki indikasi perawatan yang lebih luas. Alat orthodonti cekat dapat digunakan untuk segala usia, bahkan usia lanjut sekalipun bila kondisi tulang penyangga giginya masih memungkinkan. Alat ini terdiri dari seutas kawat [terbuat dari campuran logam Nikel dan Titanium yang memiliki sifat tahan karat dan sangat lentur dengan ukuran yang berbeda-beda tergantung kebutuhan], bracket [penopang kawat yang ditempelkan pada gigi, dapat terbuat dari logam, keramik, dan plastik], dan cincin karet warna-warni. Karena alat orthodonti cekat ini ditempelkan pada gigi selama perawatan, maka pasien harus dapat menjaga kebersihan mulut sebaik mungkin agar tidak menimbulkan masalah gigi dan mulut yang lainnya.


Orthodonti Menurut Islam

Dengan melihat berbagai faktor penyebab dan kebutuhan penanganan secara orthodonti, maka hal tersebut diperbolehkan dalam Islam, baik sebagai pasien maupun dokter gigi yang menanganinya, bahkan hal ini sangat dianjurkan dan dapat bernilai ibadah. Sebab, Islam menganjurkan untuk berobat bila terjadi kelainan dan ketidaknormalan pada fisik dan psikis. Bukankah Islam sangat memperhatikan kesehatan seperti telah difirmankan ALLAH dalam Al-Qur’an?


Namun, belakangan ini tampaknya timbul suatu fenomena di mana penggunaan kawat gigi sebagai suatu tren tersendiri khususnya di kalangan kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena mereka sekedar ingin bergaya dan bahkan terkadang karena ingin menunjukkan status ekonomi, meskipun sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak perlu menggunakannya karena kondisi gigi yang normal. Untuk hal ini, pemasangan alat orthodonti cekat pada pasien yang sebetulnya tidak butuh perawatan sebetulnya merupakan perbuatan yang sia-sia, tidak perlu, termasuk mubazir. Sebab, biasanya rata-rata waktu perawatan orthodonti cukup lama tergantung tingkat keparahannya dengan biaya yang tidak sedikit. Jika perawatan orthodonti digunakan dengan tujuan yang seperti disebutkan di atas tadi, maka hal ini termasuk kepada hal yang berlebih-lebihan [israf] yang dibenci oleh ALLAH [QS. Al-Mu’minun : 64-5, QS. Al-Isra’ : 26-7]. Jadi, semuanya kembali lagi pada niat dan tujuan dari perawatan orthodonti itu sendiri. Wallahu’alam bishshawab.

Kamis, 05 April 2012

Polemik dari sisa voting kenaikan BBM....

Hiruk pikuk rencana kenaikan BBM per 1 April 2012 akhirnya tertunda, pasca terpilihnya opsi penambahan ayat (6a) pada Pasal 7 ayat (6) UU No. 22/2011 tentang APBN 2012. Ayat baru (6 a) ini berbunyi: “dalam hal harga minyak mentah rata-rata Indonesia dalam kurun waktu berjalan yaitu 6 bulan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen, maka pemerintah diberi kewenangan untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukungnya. Dengan patokan harga asumsi ICP (Indonesian Crude Oil Price) pada APBN Perubahan 2012. Setelah disahkan menjadi UU APBN-Perubahan 2012, ketentuan ini akan menjadi ayat 6.a dan mengecualikan Pasal 7 ayat (6) UU APBN 2012 yang prinsipnya MELARANG kenaikan harga jual eceran BBM Bersubsidi (tentu selama APBN 2012 berjalan).

Pasal pengecualian yang memberi wewenang bebas (discretionary power) pada pelaksana UU atau pemerintah–sebenarnya merupakan hal yang lazim dalam pembentukan UU. Ini karena dinamika lingkungan dan situasi obyektif cepat sekali berubah. Dalam dirinya sendiri–UU justru bersifat rigid demi kepastian hukum. Model pengecualian ini praktis telah dilakukan dalam UU APBN dan UU APBN-P tiga tahun sebelumnya. Meskipun opsi pengecualiannya tidak digunakan pemerintah karena syarat untuk menaikkan harga BBM tidak terpenuhi.

Tetapi opsi kenaikan harga BBM dalam APBN dan APBN-P tiga tahun sebelumnya, dan opsi kenaikan untuk APBN-P 2012 yang dilakukan melalui voting pada sabtu dini hari lalu sekaligus juga memperlihatkan wajah bopeng pemerintah yang tidak patuh pada hukum. Ini karena opsi kenaikan harga BBM berpatokan pada harga ICP sesuai mekanisme persaingan dan harga pasar. Ketentuan ini bersandar pada Pasal 28 ayat (1) UU No. 22/2001 tentang Migas. Sementara, pasal ini justru telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada tahun 2004 lalu. Hingga saat ini putusan MK itu masih berlaku.

Maka tidak heran jika Guru Besar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra sudah berancang-ancang untuk melakukan judicial review jika UU APBN-P 2012 nanti disahkan oleh Presiden. Karena tidak konsisten dengan dengan putusan MK atas Pasal 28 ayat (2) yang bertentangan dengan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.

Pasca putusan MK yang membatalkan Pasal 28 ayat (2) UU Migas pada tahun 2004 lalu, prinsipnya berkonsekuensi pada kewajiban (hukum) pemerintah untuk menetapkan patokan harga migas produksi nasional (ICP) tidak lagi berlandaskan pada mekanisme harga pasar, tetapi penetapan harga tetap (fixed price) yang berpihak pada rakyat dan mengacu pada semanagat: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat“.

Kewajiban (hukum) inilah yang sepertinya dilupakan pemerintah dan DPR sebagai lembaga legislatif. Sehingga meskipun Pasal 28 ayat (2) UU Migas telah dicabut MK, semangat dan ruh ‘liberalisasi‘ UU Migas praktis tetap hidup bergentayangan. Bahkan telah melahirkan UU APBN dan APBN-P selama paling tidak tiga tahun sebelumnya. Dan kini dikukuhkan kembali melalui voting sabtu malam kemarin. Voting atas kebenaran ‘hukum’ dan menjadi dagelan politik yang telah banyak memakan korban, materi dan kekerasan terhadap kelompok anti kenaikan BBM di jalanan.

Karena itulah dalam beberapa bulan ke depan sebelum masa anggaran 2012 berakhir dan syarat untuk opsi kenaikan BBM terpenuhi, tugas dan kewajiban DPR lah untuk segera mendorong pemerintah agar menentukan aturan baru yang dapat menjadi acuan pemerintah dalam menentukan harga BBM yang tidak lagi berdasarkan harga ICP sesuai mekanisme pasar, tetapi berlandaskan UU Migas yang ketentuan dan semangat liberalisasi Pasal 28 ayat (2) telah dicabut. Tidak lagi mendasarkan mekanisme pasar. Pasal 28 ayat (2) UU Migas yang sudah menjadi mayat. Tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk menyandarkan pada ketentuan yang sudah mati ini.

Jika tidak, maka voting dan rencana kenaikan BBM yang menguras energi dan telah memakan korban luka2 dan materi di sejumlah daerah masih tetap akan menyisakan problem hukum dan politik dalam beberapa bulan, bahkan mungkin juga beberapa tahun ke depan.

Rakyat berharap kepada siapa lagi agar semua warga patuh pada UU, jika pemerintah dan DPR sebagai pembentuka UU mengabaikan amanat konstitusi melalui representasi MK? Delapan tahun telah lewat pasca putusan MK, dan amanat itu belum terlaksana hingga kini. Lebih dari itu, tentu agar BBM yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia yang kaya sumber daya alam tidak senantiasa menjadi komoditas politik partai melalui sidang2 tak perlu. Korban dan konflik horisontal tidak perlu berlanjut.

Jumat, 30 Maret 2012

30 Maret...

Deru..biarlah berhambur menjadi petakan2 kebisingan yg hilang menjadi senyap.
Kebisingan..
Orasi2 keras..
Kecaman..
Aparat..
Kau,,
Dia...
juga Mereka...!!

Biarlah kuBeri sejumput keheningan pada tubuh kerontang negeri  ini..
setelah kulit dan belulang menggerutu dan lengan berurat yg menua.
beri keheningan..biar jd sunyi...sunyi.. akh.. biarlah sunyi

Dia menangis..
Menjumpai kau dengan kulit lebam..
dengan butir keringatmu yang berbaur oleh debu halus jalanan.
juga butiran lembut peluru yang kau simpan rapat2 pada paha kananmu..
ingin teriak..
tersedu...
"jangan jadi penakut, nak...!", pesannya petang itu


Dia merapatkan kel0pak mata dgn irama lembut..
menjumpai kepingan asa yg trbilang lamban terwujud..
akh. Beri kesenyapan pada bait puisiku..biar dia datang dgn kaki berjingkrak pelan,tak bersuara..
BIar dia kembali dengan senyum kepuasan ..
setelah perjuangan siang tadi.

dan kau masih bergulat dengan kebisingan jalan yang lagi-lagi pengap oleh kaki-kaki bersepatu..
oleh intonasi-intonasi yang membelai dinding-dinding megafon..
oleh serdadu-serdadu kejam dengan kumisnya yang menebal..
dengan tubuh tambunnya..
dengan gas air matanya...
biar semua berbaur oleh tangis negeriku yang tak berkesudahan.
Biar semua pecah..tanpa terhelakkan...

Makassar, Siang itu...

Senin, 19 Maret 2012

WAKTU PERTUMBUHAN GIGI GELIGI......

Terbentuknya benih gigi pada janin seperti halnya organ tubuh lain telah dimulai sejak usia kandungan 4-5 bulan. Setelah bayi lahir, erupsi atau pertumbuhan gigi susu yang pertama terjadi pada usia 6-8 bulan. Gigi susu anak anda adalah penuntun jalan bagi gigi tetap yang kuat dan sehat. Sangat penting untuk diketahui bahwa waktu pertumbuhan gigi susu tersebut dapat bervariasi dari tiap anak.

Gigi susu pertama yang tumbuh biasanya adalah dua gigi seri bawah, kemudian diikuti dengan keempat gigi seri atas. Sisa dari gigi susu akan tumbuh secara berurutan biasanya sepasang dari kedua belah sisi dari gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu kedua. Pertumbuhan gigi susu tersebut lengkap mencapai jumlah 20 gigi pada usia sekitar 2 ½ sampai 3 tahun. Gigi yang terakhir tumbuh adalah gigi geraham susu atas kedua.

artnov2

Apabila si anak sudah berusia lebih dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya bila belum sama sekali tumbuh giginya.
Beberapa tanda-tanda pada anak pada saat giginya tumbuh yang dapat terjadi, antara lain sebagai berikut:
• Gatal pada gusi
• Mengunyah atau menggigit benda keras
• Rewel, gelisah, sulit tidur
• Pipi bersemu merah
• Gusi tampak kemerahan
• Tidak nafsu makan
• Demam ringan

Gigi Tetap
Sekitar umur 6 tahun, gigi geraham tetap pertama mulai tumbuh atau erupsi pada rahang atas dan bawah. Gigi tetap tersebut tidak menggantikan gigi susu manapun dan letaknya dibelakang gigi geraham susu kedua. Jadi sekitar umur 6 sampai 12 tahun anak-anak mempunyai gigi geligi campuran antara gigi susu dan gigi tetap. Setelah mencapai umur 12 tahun kebanyakan dari anak-anak telah mempunyai semua gigi tetapnya, kecuali untuk gigi geraham bungsu.

artnov3

Hal-hal penting yang perlu diketahui:

Kebiasaan merawat gigi dengan baik harus ditanamkan sedini mungkin. Dengan demikian gigi tetap sehat sekaligus meletakkan dasar yang baik untuk gigi permanen.
Gigi susu yang berlubang harus segera ditambal dan dipelihara sampai waktu yang tepat untuk tanggal.
Walaupun gigi susu hanya berada sementara di dalam mulut anak anda, tetapi sangat berguna untuk mengunyah, berlatih berbicara, dan untuk bersosialisasi dengan teman.
Gigi susu juga berperan untuk menjaga tempat supaya gigi tetap dapat tumbuh pada posisi yang tetap, dengan demikian penting untuk menjaga gigi geraham susu kedua sampai waktu yang tetap untuk tanggal atau copot. Untuk menjaga gigi geraham tetap pertama bergeser menempati ruang gigi geraham susu kedua yang nantinya akan menyebabkan salah satu penyebab gigi tetap menjadi berantakan.
Sangat penting untuk memperhatikan perawatan gigi anak anda. Sebaiknya anda memeriksakan gigi anak anda secara teratur untuk memastikan kesehatan dan kebenaran posisinya.

Sabtu, 03 Maret 2012

ISLAM ALTERNATIF, Jalaludin Rakhmat

Title: Islam Alternatif

Writer:Jalaludin Rakhmat
Publisher: Mizan
Edition: 1991
Pages: 296
Dimension: 21 x 14,5x 1cm
Cover:Paperback
Language: Indonesia
Category: For Sale/Rent
Price: Rp. 75.000,-
Call No.: 130/Rak/i/C.1
Status: Ada/Available

***
Islam, sebagai agama, sudah tentu bersifat pribadi dan ritual. Tapi, berbeda dengan yang lainnya, ia juga bersifat sosial dan intelektual. Dibanding yang disebut terdahulu, dua aspek yang disebut kemudian terasa sempat kehilangan penekanan pada beberapa abad belakangan dalam sejarah perkembangannya. Padahal, dalam bentuk asalnya, justru sebaliknyalah yang terjadi--agama ini lebih bersifat sosial dan intelektual ketimbang bersifat pribadi dan ritual.

Islam alternatif berupaya menampilkan kembali kedua sisi Islam tersebut di tengah-tengah keasyikan ritual para penganutnya, sekaligus menyodorkannya sebagai alternatif bagi sistem-sistem atau konsepsi-konsepsi kehidupan "sekular" zaman ini. Lebih dari itu, kumpulan ceramah di kampus ini juga memuat--dalam semangat wahdah Islamiah--studi pintas atas mahzab syiah, yang dilakukan oleh penulisnya.

"betapa banyak umat islam disibukkan dengan ritual ibadah mahdhah, tetapi mereka mengabaikan kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan dan kesulitan hidup yang diderita saudara2 mereka. Betapa banyak orang kaya islam yang dengan khusuk meratakan dahinya di atas sajadah, sementara di sekitarnya tubuh-tubuh layu di gerogoti penyakit dan kekurangan gizi. Kita kerap melihat jutaan uang dihabiskan untuk upacara2 keagamaan, di saat ribuan anak di sudut-sudut negeri ini tidak dapat melanjutkan sekolah, jutaan uang dihamburkan untuk membangun rumah ibadah yang megah, di saat ribuan orang tua masih harus menanggung beban mencari sesuap nasi. jutaan uang dipakai untuk naik haji dan umrah berulangkali, di saat ribuan orang sakit menggelepar menunggu maut karena tidak sanggup membayar biaya rumah sakit
......Secara ekstrinsik mereka beragama tetapi secara intrinsik mereka tidak beragama...........
Islam Mosque