Sabtu, 13 November 2010

HmI ku dalam hingar bingar ibu kota

Tak Satupun kutemui penikmat dalam hingar lampu jalan, yg membuatku terpaku tramat lama di tepian ibukota ini.
Menikmati kepulan lembut si mesin roda empat yg semakin padat menderu,sayang...
Si ibu Gendut..Berambut ikal yg membawa dagangannya dengan perut keroncongan..menari bebas tanpa sapaan-sapaan lembut tak terurai..namun masih juga tak kutemui si penikmat dalam tangga monumen nasional yg sedari sore tak kumengerti.pada jendela bajay kerontang inilah aku banyak bercerita, tentang nasi keras yg kunikmati dengan umpatan2 ringan, tentang tikar lusuh yg kutiduri pada dinding tua bilik laskar kita..tentang penghianatan2 pada meja yg kau tinggalkan..juga tentang bendera kita yg sedikit berbeda,mungkin. ada apa sayang..ada apa? kita mungkin menang..bisa juga kalah.. Setidaknya beri aku kecupan mesramu sebelum kau nyatakan aku kalah..& terduduk dengan lunglai pada bingar ibu kotamu..sayang
Islam Mosque